Antusiasme dan tingginya minat tamatan SLTP untuk memasuki sekolah negeri, menimbulkan keresahan dan permasalahan tersendiri bagi sekolah swasta. Mereka khawatir sekolah swasta akan ditinggalkan peminatnya karena tidak mendapatkan jatah peserta didik baru sama sekali.
Hal itu ditegaskan oleh Kepala SMK Muhammadiyah Bukittinggi, Zulfitri seusai rapat penerimaan peserta didik baru 2011/2012 di Gedung DPRD Bukittinggi, Senin (20/6). Pihak sekolah swasta sangat berharap bisa mendapatkan jatah peserta didik baru, meskipun minat untuk masuk sekolah negeri tidak bisa tertahankan sekarang ini.
Kita memaklumi bahwa sekolah negeri merasa risau dan galau karena kelebihan siswa baru yang akan masuk ke sekolah tersebut. Namun di lain sisi, kita dari sekolah swasta lebih risau dan galau karena kekurangan siswa bahkan minimnya jumlah siswa yang ingin bersekolah di sana,Zulfitri menambahkan pihak sekolah swasta di Bukittinggi ini berharap bisa mendapatkan jatah siswa untuk tahun ajaran 2011/2012 nanti.
Khusus SMK, jatah siswa adalah 60 berbanding 40 persen. Sekolah swasta harus memiliki komitmen yang sungguh-sungguh termasuk SMK. Jika kondisinya adalah siswa hanya berminat masuk SMA saja, maka beberapa SMK di Bukittinggi ini akan gulung tikar atau mati karena tidak mendapat siswa baru.
“Kita mengetahui bahwa jatah penerimaan peserta didik baru di SMA/SMK negeri adalah 32 per lokal. Namun, kenyataannya sekolah negeri itu ada yang menerima peserta didik baru 40 orang lebih. Situasi ini cukup menimbulkan persoalan bagi sekolah swasta khususnya SMK. Sekolah swasta banyak kelebihan lokal yang notabene disebabkan oleh kekurangan siswa itu sendiri. Artinya lokal-lokal di sekolah swasta otomatis banyak yang kosong,” terang Zulfitri.
Selama ini, pelaksanaan penerimaan peserta didik baru di Bukittinggi memang lebih didominasi oleh sekolah negeri khususnya SMA. Para tamatan SLTP ini hanya ingin bersekolah di SMA saja, se hingga pihak SMA juga sedi kit kelabakan dengan kelebi han peserta didik baru terse but.
Lebih lanjut, Zulfitri mengharapkan Pemko dan DPRD Bukittinggi bisa memperhatikan dan menyelesaikan kuota atau jumlah peserta didik baru di sekolah swasta. Kuota itu bukan hanya saat penerimaan peserta didik baru saja, tapi termasuk sarana dan prasarana sekolah swasta itu sendiri. Mereka harus mendengarkan aspirasi sekolah swasta, apalagi yang masuk sekolah swasta adalah sisa-sisa penjaringan sekolah negeri.
Saat ini, sistem pendidikan yang dikatakan berhasil adalah di sekolah swasta. Kita membina siswa-siswa yang tidak diterima di sekolah negeri karena keterbatasan NEM dan sebagainya. Semoga sekolah swasta ini lebih diperhatikan, dan uang pembangunan sekolah swasta juga lebih rendah dari sekolah negeri saat ini,”
Selasa, 21 Juni 2011
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar